Langsung ke konten utama

KONFERENSI II PR IPNU IPPNU KRAMAT JEGU

 



Kramat Jegu (27/6), Hajatan konferensi di lingkungan Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) bukan semata ajang pemilihan ketua baru, tetapi yang harus menjadi agenda utama adalah pemberdayaan kader. Nilai lebih inilah yang harus terus dipertahankan dan ditingkatkan IPNU-IPPNU sebagai penopang kepengurusan NU di masa mendatang. PR IPNU IPPNU Kramat Jegu menggelar Konferensi 2 bertempat di Balai RW 07 Perum Pejaya Anugrah. Dengan bergantinya ketua dan kepengurusan IPNU IPPNU nanti diharapkan dapat meneruskan prestasi yang telah diraih. Salah satunya adalah dengan mempertahankan kepengurusan di tingkat ranting. “Semoga dan mudah-mudahan siapapun yang terpilih nantinya akan lebih bagus dari sebelumnya. Yang sebelumnya mayoritas pelajar Desa Kramat Jegu masih belum kenal apa itu IPNU-IPPNU, diusahakan mereka semua paham,” tutur ketua IPNU demisioner. Dari suksesi acara tersebut akhirnya terpilih sebagai Ketua IPNU yang baru, M. Irfan Ansori. Dan Ketua IPPNU, Siti Nur Afifah.

Komentar

  1. semoga ketua yang terpilih bisa melanjutkan dan selalu mengembangkan organisasi di ranting Kramat jegu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiinn..
      Terimakasih doa dan dukungannya..
      Salam 3B.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah IPNU

Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (disingkat IPNU) adalah badan otonom Nahldlatul Ulama yang berfungsi membantu melaksanakan kebijakan NU pada segmen pelajar dan santri putra. IPNU didirikan di Semarang pada tanggal 20 Jumadil Akhir 1373 H/ 24 Pebruari 1954, yaitu pada Konbes LP Ma’arif NU. Pendiri IPNU adalah M. Shufyan Cholil (mahasiswa UGM), H. Musthafa (Solo), dan Abdul Ghony Farida (Semarang). Ketua Umum Pertama IPNU adalah M. Tholhah Mansoer yang terpilih dalam Konferensi Segi Lima yang diselenggarakan di Solo pada 30 April-1 Mei 1954 dengan melibatkan perwakilan dari Yogyakarta, Semarang, Solo, Jombang, dan Kediri. Pada tahun 1988, sebagai implikasi dari tekanan rezim Orde Baru, IPNU mengubah kepanjangannya menjadi Ikatan Putra Nahdlatul Ulama. Sejak saat itu, segmen garapan IPNU meluas pada komunitas remaja pada umumnya. Pada Kongres XIV di Surabaya pada tahun 2003, IPNU kembali mengubah kepanjangannya menjadi “Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama”. Sejak saat itu babak baru IPNU dimula

Momen Tahun Baru Islam 1443 H

(9/8) Kebersamaan IPNU dan Banom NU Kramat Jegu (9/8), Peringatan Tahun Baru Islam 1443 H yang diselenggarakan di Masjid Baitul Mu'minin pada hari Senin malam pukul 19.30 sampai dengan pukul 22.00 WIB, yang diikuti oleh Banom-banom NU mulai dari IPNU, ANSOR, dan BANSER Desa Kramat Jegu. Dan keesokan harinya pada Selasa pagi pukul 06.30 sampai dengan pukul 10.00 WIB, yang diikuti oleh Ibu-ibu MUSLIMAT serta rekanita IPPNU. Acara diawali dengan pembacaan khotmil Qur’an dilanjutkan Sholat Hajat, kemudian dilanjut dengan pembacaan Istighosah, dengan harapan supaya Desa Kramat Jegu mendapatkan perlindungan Allah SWT dari segala musibah dan bencana. Selanjutnya tausiyah singkat dari Abah H. Mubin dengan tema "Berhijrah". Dalam tausiyah tersirat beberapa makna hijrah, antara lain: Hijrah ikhtikodiyah(keyakinan), Hijrah sulukiyah (perkataan,perbuatan), Hijrah sukuriyah (penampilan) serta Hijrah keilmuan. yang kesemuanya harus lebih baik dan lebih bermakna kedepannya. (10/8) Istig