Langsung ke konten utama

Momen Tahun Baru Islam 1443 H

(9/8) Kebersamaan IPNU dan Banom NU

Kramat Jegu (9/8), Peringatan Tahun Baru Islam 1443 H yang diselenggarakan di Masjid Baitul Mu'minin pada hari Senin malam pukul 19.30 sampai dengan pukul 22.00 WIB, yang diikuti oleh Banom-banom NU mulai dari IPNU, ANSOR, dan BANSER Desa Kramat Jegu. Dan keesokan harinya pada Selasa pagi pukul 06.30 sampai dengan pukul 10.00 WIB, yang diikuti oleh Ibu-ibu MUSLIMAT serta rekanita IPPNU. Acara diawali dengan pembacaan khotmil Qur’an dilanjutkan Sholat Hajat, kemudian dilanjut dengan pembacaan Istighosah, dengan harapan supaya Desa Kramat Jegu mendapatkan perlindungan Allah SWT dari segala musibah dan bencana. Selanjutnya tausiyah singkat dari Abah H. Mubin dengan tema "Berhijrah".


Dalam tausiyah tersirat beberapa makna hijrah, antara lain: Hijrah ikhtikodiyah(keyakinan), Hijrah sulukiyah (perkataan,perbuatan), Hijrah sukuriyah (penampilan) serta Hijrah keilmuan. yang kesemuanya harus lebih baik dan lebih bermakna kedepannya.


(10/8) Istighosah untuk bangsa Indonesia


"Semoga di tahun baru islam ini, kita semua menjadi manusia yang tidak merugi dan mempunyai semangat baru dalam menjalankan kegiatan yang positif. Dan, mari menuju awal yang baik untuk memperbaiki ibadah dan menjemput berkah". Tutur Ketua IPPNU, rekanita Siti Nur Afifah.


(10/8) Ibu-ibu Muslimat NU


Tujuan diadakannya perayaan tahun baru Islam ini adalah agar kita umat muslim mengingat tahun Islam dan juga mengingatkan pada perjuangan Nabi Muhammad SAW yang pada zaman dahulu hijrah dari Mekkah menuju Madinah. Bukan hanya itu saja, tujuan lain diadakannya acara ini adalah untuk mengajak seluruh warga berhijrah menjadi manusia yang lebih baik lagi dari yang sebelumnya yang berakhlakul karimah.


"Semoga ditahun baru islam ini kita lebih semangat lagi dalam beribadah dan selalu optimis untuk kegiatan kegiatan positif kedepan, semoga kita juga selalu diberikan perlindungan oleh Allah SWT. Dan jangan pernah patah semangat untuk selalu menebar kebaikan". Ujar Ketua IPNU, rekan M. Irfan Ansori.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KONFERENSI II PR IPNU IPPNU KRAMAT JEGU

  Kramat Jegu (27/6), Hajatan konferensi di lingkungan Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) bukan semata ajang pemilihan ketua baru, tetapi yang harus menjadi agenda utama adalah pemberdayaan kader. Nilai lebih inilah yang harus terus dipertahankan dan ditingkatkan IPNU-IPPNU sebagai penopang kepengurusan NU di masa mendatang. PR IPNU IPPNU Kramat Jegu menggelar Konferensi 2 bertempat di Balai RW 07 Perum Pejaya Anugrah. Dengan bergantinya ketua dan kepengurusan IPNU IPPNU nanti diharapkan dapat meneruskan prestasi yang telah diraih. Salah satunya adalah dengan mempertahankan kepengurusan di tingkat ranting. “Semoga dan mudah-mudahan siapapun yang terpilih nantinya akan lebih bagus dari sebelumnya. Yang sebelumnya mayoritas pelajar Desa Kramat Jegu masih belum kenal apa itu IPNU-IPPNU, diusahakan mereka semua paham,” tutur ketua IPNU demisioner. Dari suksesi acara tersebut akhirnya terpilih sebagai Ketua IPNU yang baru, M. Irfan Ansori.

Sejarah IPPNU

  Organisasi IPPNU didirikan pada tanggal 2 Maret 1955 di Malang Jawa Timur dengan kepanjangan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama. Mula-mula, organisasi ini didirikan untuk melakukan pembinaan dan pengkaderan terhadap remaja putri NU yang masih duduk di bangku sekolah/madrasah tingkat menengah dan tingkat atas Aserta santri putri yang statusnya setaraf dengan sekolah-sekolah tersebut. Pada perkembangan berikutnya, sesuai dengan kondisi zaman, pada tahun 1988, organisasi ini berubah menjadi Ikatan Putri-Putri Nahdlatul Ulama. Hal ini membuat sasaran organisasi IPPNU tidak lagi hanya terbatas pada pelajar putri melainkan semua putri NU. Namun, perubahan akronim ini selanjutnya telah disalahartikan menjadi gerakan bebas yang bias merembet pada poltik praktis sehingga basis awal yang harus diperjuangkan menjadi terbengkalai dan visi intelektual yang selama ini menjadi ghiroh bagi perjuangan IPPNU menjadi pudar. Pada tahun 2003, organisasi IPPNU selanjutnya memperjelas wadah perjuangannya

Makna Lambang IPNU IPPNU

  Lambang IPNU 1. Warna Dasar Hijau, Kuning dan Putih Warna dasar Hijau pada lambang IPNU memiliki makna subur. Sedangkan warna kuning melambangkan hikmah yang sangat tinggi dan Putih melambangkan kesucian. Sedangkan warna kuning diantara putih melambangkan Hikmah dan cita-cita yang tinggi. 2. Berbentuk Bulat Lambang organisasi IPNU berbentuk bulat memiliki makna sendiri, yaitu bermakna kontinuitas/ terus-menerus dan Istiqomah. 3. Tiga Titik Diantara Tulisan IPNU Tiga titik diantara kata Ibnu bermakna Iman, Islam dan Ihsan 4. 6 Strip Pengapit Tulisan IPNU Sedangkan 6 strip yang mengapit huruf  IPNU memiliki arti atau bermakna rukun iman 5. Bintang Bintang pada lambang IPNU memiliki arti ketinggian cita-cita 6. Sembilan Bintang Sedangkan 9 (Sembilan) bintang pada lambang IPNU melambangkan : • 1 (satu) bintang paling besar di tengah  adalah Nabi Muhammad SAW.  • 4 (empat) bintang di kanan dan kiri melambangkan Khulafaur Rasyidin yaitu Abu Bakar Siddiq, Umar Bin bin Khattab, Utsman bi